Nama : Kartika S. Berlian
NIM : 4915122550
Prodi
: Pendidikan IPS A 2012
Dosen : Dr. Nusa Putra, S.Fil.,
M.Pd
Mata
Kuliah : Metodologi Penelitian
Pendidikan
Pengertian
Variabel
Variabel Penelitian
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)
Secara
Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Kerlinger
(1973)
·
Variable adalah konstruk (constructs)
atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat
aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji,
produktifitas kerja, dll.
·
Variable dapat dikatakan sebagai suatu
sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).
Dengan demikian,
Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Dr.
Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep
yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian,
variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr.
Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variable mengandung
pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis
kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,
penyakit, dsb.
Berdasarkan pengertian
– pengertian di atas, maka dapat dirumuskan
definisi
Varibel Penelitian Adalah :
“ Suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya”
Kegunaan
Variabel Penelitian
ü Untuk
mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data.
ü Untuk
mempersiapkan metode analisis/pengolahan data.
ü Untuk
pengujian hipotesis
Variabel
Penelitian yang baik :
Ø Relevan
dengan tujuan penelitian.
Ø Dapat
diamati dan dapat diukur.
Dalam suatu penelitian,
variebel perlu Diidentifikasi, Diklasifikasi dan Didefinisikan secara
operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Jenis
– jenis Variabel Penelitian
Dalam terminologi
Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan hubungan
antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam – macam variabel
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel independent
Variable
ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Variabel Pengaruh, atau Variable
Bebas. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai
Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh Therapi Musik
terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Variable independent /
bebas
2. Variabel Dependen
Sering
disebut sebagai Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau
Variabel Tergantung. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat
karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh :
“Pengaruh Therapi Musik
terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Variable dependen /
terikat
3. Variable moderator
Variabel Moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara
Variabel Bebas dan Variabel Terikat.
Contoh: Hubungan
Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan
prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan
iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan
dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variable intervening
Dalam
hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that
theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or
manipulate”. Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi
Tidak Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara
yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel
Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel
Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya
penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan
hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang.
Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu
Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variable control
Variabel
Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode
Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan. Variabel Bebasnya
adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi.
Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard
Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan adanya Variabel
Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap
Penguasaan Keterampilan dapat diketahui lebih pasti.
Pengukuran
Variabel
Pengukuran Variabel
Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
a)
Skala
Nominal
Skala Nominal Adalah Suatu
himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan tiap
anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
Jenis Kelamin :
dibedakan antara laki – laki dan perempuan.
Pekerjaan : dapat
dibedakan petani, pegawai, pedagang.
Golongan Darah :
dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB.
Ras : dapat dibedakan
atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
Suku Bangsa : dpt
dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal,
Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi berdiri
sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah
kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori
yang lain:
b)
Skala
Ordinal
Skala Ordinal Adalah
skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.Skala Ordinal Adalah
Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan.Skala
Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah
Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain
tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih
tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
Tingkat Pendidikan :
dikategorikan SD, SMP, SMA, PT.
Pendapatan : Tinggi,
Sedang, Rendah.
Tingkat Keganasan
Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat dikatakan
bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat
daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya
perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur
dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.
c)
Skala
Interval
Skala Interval Adalah
Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas,
sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala Interval
bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan
lainnya dapat diketahui secara pasti. Nilai variasi pada Skala Interval juga
dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih
Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya TIDAK DAPAT DIBANDINGKAN secara Matematis,
oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat ARBITRER
(ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh :
Temperature / Suhu
Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas lebih panas daripada suhu
240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360Celcius 1½ kali lebih
panas daripada suhu 240Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00Celcius Tidak
Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
d) Skala
Ratio = Skala Perbandingan.
Skala Ratio Adalah
Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya memunyai
batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT )
Misalnya :
Tinggi Badan : sebagai
Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm
terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa : tinggi badan
180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
Denyut Nadi : Nilai 0
dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama Sekali denyut nadinya.Berat
Badan.Dosis Obat, dsb.
Dari uraian di atas
jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut – turut
memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke yang Kurang Rinci. Skala
Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala Interval, Ordinal dan
Nominal. Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala Ordinal dan
Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya
perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio
dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai
Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan
metode statistic tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk
Ordinal atau Nominal.
Sebaliknya,
Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala
Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan
tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan
demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki.
Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet)
menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini
dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar